Friday, June 28, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA “Pengujian Sifat Lemak dan Minyak”


LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“Pengujian Sifat Lemak dan Minyak”





Oleh:
Uswatun Khasanatul Mauliddah    C31120068

Dosen:
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP





PRGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PETERNAKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjagakesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumberenergi yang lebih efektif dibandingdengan karbohidrat dan protein. Satu gramminyak atau lemak dapat menghasilkan 9 Kkal sedangkan karbohidrat dan proteinhanya menghasilkan 4 Kkal/ gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati,mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenoleat, danarakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibatpenumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber danpelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K.Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengankandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkandengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahanbahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,seperti minyak goreng, lemak (gajih), metega, margarine.Selain itu penambahanlemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tesktur dancita rasa bahan pangan.Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan kemiripansifat fisisnya,tetapi bukan sifat kimia, fungsional dan struktur mereka, maupunfungsi-fungsi biologis mereka.Kelas-kelas yang biasa dianggap sebagai lipidyaitu: lemak dan minyak, terpen, dan steroid.Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikianpara ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik mempunyai sifatfisika seperti lemak, dimasukkan dalam atu kelompok yang disebut lipid. Adapun

Sifat fisika yang dirnaksud ialah:
1.       Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satuatau lebih dan satu pelarut organik.
2.      Ada hubungan dengan asam-asam lemak.Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah tentang uji lemak atau minyak, dalam hal ini yang digunakan adalah minyakikan.

BAB II
MATERI DAN METODE
Materi
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H50C2H5), Klorofom(CHC13), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang di sebut di atas karena lemak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut.
Bahan-bahan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama dengan polaritasnya dengan zat terlarut. Tetap polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari asalnya sehingga mudah larut serta dapat di ektraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat di netralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (10N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.
Saponifikasi adalah hidrolis lemak dan minyak dan suatu basa kua. Hasilnya adalah gliserol dan garam dari asam lemak itu sendiri yang di kenal sebagai sabun. Angka penyabunan menunjukkan berat molekul lemak dan minyak secara kasar. Minyak yang di susun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek memepunyai berat molekul yang relatif kecil, mempunyai angka penyabunan yang besar, sedangkan minyak mempunyai berat molekul yang besar,  sehingga angka penyabunana relatif kecil.
Bilanga penyabunan suatu minyak atau lemak adalah banyak mg KOH atau NaOH yang di butuhkan untuk  menyabunkan 1 gram lemak atau minyak. Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar supaya mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun.

                                    (tb-ts) x NHCI x BM KOH
Angka Penyabunan=--------------------------------------
                                      Berat Sapel (gr)

Tb= Volume Blanko (ML)
TS= Volume Titrasi (ML)

Materi
1.      LEMAK dan MINYAK
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut
A.    LEMAK
Lemak adalah kelompok ikatan organik yang terdiri atas unsure-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu, seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair.(Sediaoetama, 1989).
Lemak adalah bahan-bahan yang mengandung asam lemak, baik ada yang dalam bentuk cair dalam temperatur biasa maupun ada dalam bentuk padat.lemak cair dalam temperatur biasa disebut minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat).
Struktur kimia lemak terdiri dari ikatan antara asam lemak dan gliserol.Sifat lemak larut dalam pelarut non polar, seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene. (Sunita Almatsier, 2004).
Lemak merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah (Winarno, 1992).
Lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar, lemak ini mempunyai komposisi asam stearat dan asam palminat yang memiliki titik lebur lebih tinggi, lemak ini juga disebut sebagai asam lemak jenuh.
Sifat-sifat penting dalam lemak:
·         Pada pemanasan tertentu akan terjadi pencairan secara perlahan
·         Jika dipanaskan secara berlebihan, pada awalnya akan mengeluarkan asam yang disusul dengan memijar dan akhirnya terbakar.
·         Dengan udara dan air akan terbentuk emulsi, globula lemak akan muncul pada sejumlah air yang besar, seperti yang terjadi pada santan dan susu. Sedangkan droplet air akan timbul pada beberapa lemak misalnya dalam mentega.
·         Sebagai bahan pelicin dalam makanan. Ketika makan roti akan lebih mudah ditelan jika diberi olesan lemak.
·         Sebagai shortening agent, dimana jika lemak bercampur dengan protein dalam daging akan dapat mengempukkan (melunakkan) daging.

B.   Minyak
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”.Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester.Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi).
Minyak yang dijumpai di pasaran dapat berupa zat murni, tetapi umumnya adalah larutan/campuran. Proses pengolahan minyak murni (penyulingan / kilang minyak) biasanya mencakup pemisahan dari bahan-bahan residu diikuti dengan pendinginan (kondensasi).Proses pencampuran dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan dapat dilakukan setelahnya.
Dalam pembentukkan minyak, enzim denaturase akan membantu memasukkan ikatan rangkap pada posisi tertentu di rantai asam lemak. Enzim akan terus bekerja berurutan hingga menghasilkan produk akhir yaitu minyak
C.   Klasifikasi Lemak dan Minyak
a.      Berdasarkan strukturnya
·         Lemak sederhana (simple lipids). Ester lemak – alkohol
Contohnya : ester gliserida, lemak, dan malam.
·         Lemak komplek (composite lipids & sphingolipids). Ester lemak – non alkohol
Contohnya : fosfolipid, glikolipid, aminolipid, lipoprotein.
·         Turunan lemak (derived lipids)
Contohnya : asam lemak, gliserol, keton, hormon, vitamin larut lemak, steroid, karotenoid, aldehid asam lemak, lilin dan hidrokarbon.
b.      Berdasarkan kejenuhannya
·         Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam stearat.
·         Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya .asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poli-unsaturat) cenderung berbentuk minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
c.       Berdasarkan sifat mengering
·         Minyak mengering (drying oil)
Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji karet
·         Minyak setengah mengering (semi-drying oil)
Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas  minyak bunga matahari
·         Minyak tidak mengering (non drying oil)
Contohnya : minyak zaitun, minyak buah persik, minyak kacang, dan minyak sapi.
d.      Berdasarkan kejenuhannya
·         Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Contohnya ialah : asam butirat, asam palmitat, asam stearat.
·         Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya .asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poli-unsaturat) cenderung berbentuk minyak. Contohnya ialah : asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
2.      KALIUM HIDROKSIDA
Kalium hidroksida (KOH) ialah sebatian kimia yang merupakan besi logam yang amat beralkali.Sebatian ini kekadang juga dikenali sebagai potasy kaustik, lai potasy, dan kalium hidrat.Dalam bidang pertanian, kalium hidroksida digunakan untuk membetulkan pH tanah berasid.Salah satu kegunaan KOH yang amat penting adalah untuk bateri alkali yang menggunakan larutan KOH sebagai elektrolit.Kalium hidroksida adalah basa kuat yang terbuat dari logam alkali kalium yang bernomor atom 19 pada tabel periodik.
3.     Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan, dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut.Indikator asam basa biasanya adalah asam atau basa organik lemah. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding dengan indikator yang terionisasi. Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni basa pada konsentrasi ion hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran konsentrasi ion hidrogen.Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna, yang menandakan kisaran pH.
Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam konsentrasi yang rendah, indikator tidak menunjukkan perubahan yang besar pada titik ekivalen.Titik dimana indikator berubah warna merupakan titik akhir titrasi.Untuk titrasi, perbedaan volume antara titik akhir dengan titik ekivalen relatif kecil.
4.     Asam Klorida
Asam klorida adalah larutan akuatikdari gas hidrogenklorida (HCl).Larutan ini adalah asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+. Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat. HCl juga merupakan larutan elektrolit
5.     Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan salah satu prosedur dalam ilmu kimia yang digunakan untuk menentukan molaritas dari suatu asam dan basa.Reaksi kimia pada titrasi dikenakan pada "larutan yang sudah diketahui volumenya, namun tidak diketahui konsentrasinya" dan "larutan yang sudah diketahui volume dan konsentrasinya".Tingkat keasaman atau kebasaan dapat ditentukan dengan menggunakan asam atau basa yang ekivalen.Ekivalen asam setara dengan satu mol ion hidronium (H+ atau H3O+).Sedangkan ekivalen basa setara dengan satu mol ion hidroksida (OH-). Jika yang direaksikan adalah asam atau basa poliprotik (banyak ekivalen), maka setiap mol zat tersebut akan melepaskan lebih dari satu H+ atau OH-.
Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam konsentrasi yang rendah, indikator tidak menunjukkan perubahan yang besar pada titik ekivalen.Titik dimana indikator berubah warna merupakan titik akhir titrasi.Untuk titrasi, perbedaan volume antara titik akhir dengan titik ekivalen relatif kecil.

BAB III
METODOLOGI

A.Alat dan Bahan
a.      Alat
Ø  Tabung reaksi
Ø  Rak tabung reaksi
Ø  Pipet volume
Ø  Pipet tetes

b.      Bahan
Ø  Minyak
Ø  KOH O,5N
Ø  HCI 0,5N
Ø  Indikator PP

B.Cara Kerja
·         Timbang minyak sebanyak 5 gram dalam erlenmayer.
·         Tembahkan sebanyak 50 mL KOH 0,5N alkohol.
·         Tutup dengan pendingin, selanjutnya didihkan sampai minyak tersabunkan secara sempurna ditandai dengan tidak terlihat butiran-butiran lemak atau minyak dalam larutan.
·         Setelah dingin titrasi dengan HCI 0,5N menggunakan indikator PP.
·         Amati perubahan yang terjadi.
·         Ulangi percobaan sekali lagi.



C.Hasil Pengamatan
Larutan Sampel
Laruan KOH
Setelah di Panaskan
Titrasi HCL Menggunakan Indikator PP
Lemak (5,489)
50 ML KOH 0,5N Alkohol
Setelah di panaskan 15 menit tidak ada perubahan warna tapi butir-butir lemak dalam larutan terlihat lebih sedikit setelah dingen butiran lemak lerlihat sangat banyak.
Setelah di dinginkan di tetesi tiga tetes PP indikator berubah menjadi warna merah muda bening. Setelah di tittrasi HCL 42ml warna larutan menjadi putih keruh.
Aquades (5,4289)
50 ML 0,5N Alkohol
Setelah di panaskan 15 menit tidak ada perubahan warna, yakni berwarna putih jernih.
Setelah di dinginkan dan di tetesi PP indikator warna larutan berubah menjadi merah muda pekat. Setelah di titrasi HCL 42,7ml warna berubah menjadi putih bening.

Perhitungan:
Tb: 42,7 ml
Ts: 42
Angka Penyabunana: (tb-ts) x NHCl x BM KOH
                                    ---------------------------------
                                    Berat Sampel (gr)
                                                (42,7-42) x 0,5N x 56
                                                ----------------------------
                                                            5,48
                                                3,577 gram



BAB IV
PEMBAHASAN
Ø  MINYAK
Minyak tidak dapat larut dalam larutan, terutama pada air.Pada hasil pengamatan saat minyak ditambah dengan larutan KOH tidak dapat menyatu.Setelah dipanaskan larutan minyak bergabung menjadi 1 bagian.Yang mulanya menyebar menjadi banyak bagian.
penambahan larutan indicator PP berfungsi untuk mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Indikator asam basa biasanya adalah asam atau basa organik lemah. Senyawa indikator yang tak terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding dengan indikator yang terionisasi. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna, yang menandakan kisaran pH.Perubahan warna yang terjadi yaitu berwarna merah muda.
Setelah di tambah dengan larutan HCl, berubah menjadi putih kembali yang menandakan fungsi HCl sebagai menetralkan larutan.Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.
Ø  AIR
Pada uji air saat pengamatan sama tidak mengalami perubahan warna saat di tambahkan larutan KOH. Begitu juga saat dipanaskan tidak mengalami perubahan warna.Setelah ditambah dengan larutan indicator PP langsung berubah warna menjadi merah muda.
Saat ditambahkan dengan larutan HCl mengalami perubahan warna menjadi putih kembali
Ø  Perubahan warna saat ditambahkan dengan larutan indicator PP berubah warna :
·         Jernih, maka larutan tersebut termasuk larutan asam
·         Merah muda, maka larutan tersebut termasuk larutan netral
·         Merah, maka larutan tersebut termasuk larutan basa

BAB V
KESIMPULAN

Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
Ø   Pada temoperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair      
Ø  Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa miyak (minyak nabati)
Minyak merupakan lipid terdapat dalam jumlah bsar di alam. Kegunaan bahan ini dalam kehidupan sehari-hari cukup luas seperti bahan penggorengan, bahan pengencer cat, dll. Dari segi kimia lipid dapat dipandang sebagai senyawa turunan ester dari gliserol dan asam-asam lemak tinggi.
·         Lemak dan minyak tidak dapat larut jika dicampurkan dengan larutan lain saat dipanaskan maupun didinginkan,
·         Penghitungan angka penyabunan itu sendiri berfungsi untuk mengetahui besar lemak dan minyak yang ada pada campuran larutan dengan tekstur molekul lemak dan minyak yang kasar,
·         Titrasi merupakan prosedur untuk menentukan molaritas dari suatu asam dan basa.




No comments:

Post a Comment