DASAR-DASAR MANAJEMEN (DDMT)
Program Studi ProduksiTernak
Oleh
Uswatun Khasanatul Mauliddah C31120068
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI
JEMBER
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Prinsip dari usaha budidaya broiler
adalah bagaimana menghasilkan setiap kilogram daging dengan biaya seefisien
mungkin. Karena hampir 70% biaya produksi ditentukan oleh biaya pakan, maka
konsentrasi terhadap pemakaian pakan merupakan kunci utama keberhasilan
budidaya broiler.
Prinsip-prinsip sederhana tentang efisiensi pakan:
1.
“Banyak pakan, banyak daging”
Prinsip ini adalah bagaimana kita membuat ayam menjadi
banyak makan, karena jika konsumsi pakan tinggi pertumbuhan lebih cepat dan
daging yang dihasilkan lebih banyak.
2.
“Bobot masuk, umur maju”
Jika ayam memiliki pertumbuhan yang baik maka pemakaian
pakan bisa lebih hemat. Sebagai contoh: Berat 1,8 kg standart dicapai
pada umur 35 hari. Jika pertumbuhan lebih baik, berat tersebut dapat dicapai
pada umur 33 hari dan pakan bisa dihemat selama dua hari. Misal
populasi ayam 5.000 ekor dan pada umur tersebut per hari rata-rata menghabiskan
17 sak pakan, maka jumlah pakan yang bisa dihemat adalah 34 sak. Jika harga
pakan Rp 212.500 per sak, total biaya pakan yang bisa dihemat adalah Rp
7.225.000.
3. “Daging
yang dihasilkan per sak pakan”
Seberapa
efisien penggunaan pakan untuk menghasilkan daging bisa dikelompokkan menurut
tabel di bawah ini:
Daging yang dihasilkan tiap 1 sak pakan (kg)
|
Kategori
|
> 33
|
Sangat bagus
|
32 – 33
|
Bagus
|
30 – 31
|
Sedang
|
28 – 29
|
Jelek
|
< 28
|
Sangat jelek
|
4. “Pergantian
udara dalamkandang”
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
Suhu ideal kandang
sesuai umur adalah :
Umur (hari)
|
Suhu (°C)
|
01 – 07
|
34 – 32
|
08 -14
|
29 – 27
|
15 – 21
|
26 – 25
|
22 – 28
|
24 – 23
|
29 – 35
|
23 – 21
|
BAB II
PERSIAPAN KANDANGAN
A.
SISTEM PERKANDANGAN YANG IDEAL UNTUK USAHA
TERNAK AYAM RAS :
Persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2-35º C
Kelembaban
berkisar antara 60-70%
Penerangan/pemanasan
kandang sesuai dengan aturan yang ada
Tata
letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata
angin kencang
Model
kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1
bulan memakai kandang box, sedangkan untuk ayam remaja ±
1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk
ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang baterai.
B. PENCUCIAN
PERALATAN KANDANG
Tempat pakan dan tempat minum dikeluarkan dari kandang
kemudian dicuci dengan detergen lalu dibilas. Selanjutnya direndam dalam
larutan desinfektan dan ditiriskan (jangan dijemur, cepat rusak). Bila perlu
gallon dan selang minum direndam dalam larutan asam sitrat (sitrun) 100-300
gram per 100 liter air selama 12 jam, kemudian bilas sampai bersih.
Pipa, selang, dan tower dibersihkan dengan larutan asam
sitrat 100-300 gram per 100 liter air. Caranya, isi penuh tower dengan larutan
asam sitrat, buka ujung pipa/selang sampai larutan mengalir ke ujung, lalu
tutup ujung pipa/selang tersebut dan diamkan selama 12 jam.
Setelah itu bilas dengan air bersih, dan pastikan dinding tower dan dinding
pipa/selang bersih dari segala jenis kotoran (sisa obat, lumut, lendir, dsb).
Chick guard atau penyekat DOC dicuci dengan desinfektan lalu
dibilas sampai bersih.
Tirai dinding, tirai plafon, tirai sekat, tirai alas (cover
slat), tirai bawah direndam dan dicuci dengan detergen, dibilas sampai
bersih kemudian didesinfeksi.
Semua peralatan harus bersih dan
steril.
C.
PENCUCIAN KANDANG
Buang seluruh kotoran dari dalam kandang ke tempat yang
jauh, kerok semua gumpalan kotoran yang masih melekat pada bagian-bagian
kandang.
Untuk kandang yang banyak kutu dan serangga, gunakan
insektisida terlebih dahulu sebelum melakukan pencucian kandang.
Basahi lantai/slat dan dinding kandang dengan larutan
detergen 1 kg per 100 liter air dan diamkan selama 1 jam (supaya mudah dicuci).
Sikat dan cuci seluruh bagian kandang, kemudian bilas dengan
air bersih sampai tidak ada kotoran yang tersisa.
Setelah semua bagian kandang bersih, bersihkan rumput dan
semak di sekitar kandang agar tidak menjadi sarang penyakit.
Untuk lantai tanah, tanah di bawah kandang panggung dan
parit sekitar kandang disiram dengan larutan soda api 2 kg per 100 liter air
(gunakan gembor plastik, jangan menggunakan sprayer karena soda api bersifat
korosif).
Lantai dan dinding kandang dikapur dengan dosis 1 kg untuk
10 m2 lantai postal atau untuk 15 m2 slat dan
panggung.
Lakukan pemasangan tirai kandang, baik tirai luar maupun
tirai dalam (tirai brooding termos jangan sampai bocor, terutama bagian bawah).
Seluruh peralatan yang sudah bersih dimasukkan ke dalam
kandang. Setelah itu lakukan desinfeksi secara menyeluruh dengan formalin (5
liter formalin 40% dalam 95 liter air) kemudian kandang diistirahatkan minimal
14 hari.
Selama masa istirahat kandang, lakukan servis terhadap
pemanas serta inspeksi pada seluruh sarana penunjang (sumber air, bak air,
instalasi listrik, dsb).
Jasikan kandang seolah kandang yang baru.
D.
PERSIAPAN SEBELUM DOC DATANG
Taburkan sekam secara merata ke seluruh permukaan lantai
dengan ketebalan 3-5 cm.
Tempat pakan, tempat minum, chick guard, lampu dan pemanas
harus sudah terpasang 2 hari sebelum DOC datang.
Tinggi chick guard yang disarankan 40-50 cm, terbuat dari
seng, kayu, atau bambu (berbentuk jeruji atau anyaman).
Letakkan pemanas di tengah chick guard dengan ketinggian
1.25 meter, perhatikan arah panas dan temperatur.
Pemakaian koran disarankan hanya 1 lapis di atas litter
(sekam), dan hanya dipakai pada hari pertama saja.
Intensitas cahaya minimal 20 lux, kurang lebih setara dengan
10 watt SL/TL atau 60 watt lampu pijar per chick guard pada ketinggian 170 cm.
Sediakan celupan kaki dan hand sprayer berisi larutan
desinfektan untuk petugas kandang dan tamu yang keluar masuk lokasi kandang.
Setelah semua persiapan selesai, lakukan penyemprotan ke
seluruh bagian kandang termasuk peralatannya dengan menggunakan desinfektan
yang disarankan.
Tempat pakan dan tempat minum
Jenis
|
Umur
|
Perbuah Untuk
|
Feeder tray (nampan)
|
0 – 3 hari
4 – 7 hari
8 – 10 hari
|
80 ekor
60 ekor
40 ekor
|
Tempat pakan gantung 5 kg
Tempat pakan gantung 10 kg
|
11 – 15 hari
11 – 15 hari
|
30 – 35 ekor
35 – 40 ekor
|
Tempat pakan gantung 5 kg
Tempat pakan gantung 10 kg
|
16 – panen
16 – panen
|
20 – 25 ekor
30 – 35 ekor
|
Tempat minum otomatis
Tempat minum manual
|
0 – 10 hari
0 – 10 hari
|
100 – 120 ekor
60 – 80
ekor
|
Tempat minum otomatis
Tempat minum manual
|
11 – panen
11 – panen
|
60 – 80 ekor
30 – 35 ekor
|
Pemanas
Jenis Pemanas
|
Jumlah DOC
(Musim Panas)
|
Jumlah DOC
(Musim Dingin)
|
Diameter
Chick Guard
|
Pemanas gas
|
700 – 800
|
600 – 700
|
4 meter
|
Semawar
|
600 – 700
|
500 – 600
|
3.5 meter
|
Batu bara
|
600 – 700
|
500 – 600
|
3 meter
|
Drum (grajen/kayu)
|
700 – 800
|
600 – 700
|
4 meter
|
SAAT
DOC DATANG, BROODER HARUS DALAM KONDISI 100% SIAP
E. CHICK-IN
Nyalakan pemanas minimal 2 jam sebelum DOC tiba
(pre-heating), agar temperatur brooding sudah cukup stabil saat DOC masuk dan
liter sudah menjadi hangat.
Siapkan pakan dan air minum dalam brooder sebelum DOC tiba.
Air minum yang disarankan adalah air gula 2-3% (20-30 gram gula merah per liter
air minum).
DOC yang jelek atau cacat langsung dikeluarkan, sedangkan
yang lemah dapat dibantu minum dengan cara mencelupkan ujung paruh ke dalam air
gula.
Amati penyebaran dan tingkah laku anak ayam dalam chick
guard. Setelah DOC dipastikan dalam kondisi nyaman, lakukan evaluasi crop fill:
Setelah 6 jam ditebar, minimal 80%
tembolok berisi pakan dan air.
Setelah 12 jam ditebar, 100%
tembolok harus berisi pakan dan air.
Apabila tembolok terlalu keras, berarti ayam kurang minum.
-> Amati temperatur dan ketersediaan air minum.
Apabila tembolok terlalu encer, berarti ayam kurang makan
->Amati temperatur dan ketersediaan pakan.
Apabila tembolok kosong ->Amati situasi brooding secara
menyeluruh, terutama temperatur dan pencahayaan. Apabila diperlukan chick guard
bisa diketuk secara perlahan-lahan agar anak ayam aktif makan dan minum.
BAB III
PROSES PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN DARI
MINGGU KE MINGGU
Minggu Pertama
(hari ke-1-7).
Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
Minggu Kedua
(hari ke 8 -14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu Ketiga
(hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
Minggu Keempat
(hari ke 22-28).
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
Minggu Kelima
(hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
Minggu Keenam (hari
ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
Di daerah kandang jangan ada 1 pohon yaitu pohon pisang karena bakal jadi sarang nyamuk dan nyamuk adalah vektor pembawa penyakit buat ayam.
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
Di daerah kandang jangan ada 1 pohon yaitu pohon pisang karena bakal jadi sarang nyamuk dan nyamuk adalah vektor pembawa penyakit buat ayam.
BAB IV
ALAT DAN BAHAN
Alat
No
|
Nama alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Tempat pakan
Nampan
Gantung
Tempat minum
Gallon kecil
Gallon besar
Tirai
Chick guard
Brooder
Sekat
Timbangan
Duduk
Gantung
Tali Rafia
Alat tulis
Alat hitung
Ember
Bak
|
1 kg
5 kg
3 liter
7 liter
15 x 2 m
3,2 m
1 m
6 m
5 kg
50 kg
1 gulung
-
-
10 liter
30 liter
|
10
20
8
20
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
Bahan
NO
|
NAMA BAHAN
|
JUMLAH
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
|
DOC
Pakan
Sekam
Koran
Kapur
Gula merah
Vaksin
ND HB1
Gumboro
ND lasota
Vitamin
vita chick
Obat
Neo meditril
Desinfektan
Susu skim
|
300 ekor
18 sak
6 sak
1 kg
3 bungkus
1 kg
3 botol ( 100 ekor )
3 botol (100 ekor )
3 botol ( 100 ekor )
2 bungkus
1 botol
100 cc
2 bungkus
|
BAB V
PERIODE STARTER
A.
PAKAN DAN AIR MINUM
Selama 3 hari pertama anak ayam harus dipaksa untuk aktif
makan dan minum, bisa dibantu dengan cara mengetuk chick guard secara
perlahan-lahan atau pakan diberikan sesering mungkin.
Pakan yang tersisa dikumpulkan dan diayak untuk diberikan
kembali pada ayam, tetapi jangan dicampur dengan pakan baru. Tempat pakan harus
selalu dibersihkan sebelum pakan yang baru diberikan.
Mulai umur 2 hari tempat minum harus digantung, dan setiap
hari tingginya disesuaikan setinggi punggung ayam.
Pada umur 8 hari tempat pakan gantung mulai diperkenalkan.
Diharapkan pada umur 10 hari ayam sudah mengenal tempat pakan gantung, dan
paling lambat umur 12 hari semua tempat pakan harus sudah digantung.
Selepas masa brooding, pakan diberikan minimal 2 kali sehari
dengan tempat pakan diatur setinggi tembolok ayam.
Jika menggunakan tempat minum otomatis (bell drinker),
perhatikan level air sbb Umur kurang dari 10 hari, permukaan air 0.6 cm di bawah
bibir drinker.(supaya terjangkau dan mudah diminum ayam kecil),
Umur lebih dari 10 hari, permukaan air 0.6 cm dari dasar
drinker. (supaya tidak mudah tumpah dan tetap terjangkau ayam besar),
Piringan tempat minum dibersihkan setiap pagi dan sore, sisa
air dibuang.
Jenis DOC
|
Feed Intake (Minggu I)
|
Body Weight (Minggu I)
|
Deplesi
|
Platinum
|
160
|
> 170 gr
|
0.5%
|
Gold
|
150
|
> 160 gr
|
0.7%
|
Silver
|
140
|
> 150 gr
|
1.5%
|
B.
PELEBARAN SEKAT
Mulai umur 3 hari dilakukan pelebaran secara bertahap
mengikuti kondisi ayam. Pelebaran harus diikuti dengan penambahan serta
pengaturan tempat pakan/minum. Posisi pemanas diatur sedemikian rupa agar
penyebaran panas bisa merata.
Sebagai acuan, pelebaran chick guard diatur sebagai berikut:
Umur (Hari)
|
Ekor/m2
|
1
|
60 – 65
|
3
|
40 – 45
|
6
|
25 – 30
|
8
|
20 – 25
|
10
|
15 – 20
|
14
|
10 – 15
|
18
|
8 – 10
|
>18
|
8 (full house)
|
NB: Pelebaran di atas merupakan acuan
standart,
pada prakteknya harus disesuaikan
dengan kondisi ayam
C.
PEMANAS DAN LITTER
Sebaiknya di setiap brooder disediakan thermometer ruang
untuk memantau suhu, akan tetapi pengamatan terhadap kondisi kenyamanan ayam
yang paling tepat adalah dengan melihat perilaku ayam itu sendiri (bahasa
ayam).
Pemanas dinyalakan setidaknya sampai umur 14 hari, kondisi
dingin bisa diperpanjang. Bila ayam kepanasan, pemanas dapat dimatikan dengan
tetap memperhatikan penyebaran dan kondisi ayam dalam chick guard.
Litter yang digunakan harus kering dan sudah didesinfeksi sebelumnya.
Formalin bisa digunakan untuk tujuan tersebut (5 liter formalin 40% dalam 95
liter air).
1. Untuk
kandang panggung
Penggantian litter disarankan dilakukan pada umur 8-10 hari.
Pembukaan cover slat dapat dimulai pada umur 18 hari untuk daerah panas dan 21
hari untuk daerah dingin.
Dengan tetap mempertimbangkan kondisi litter, pembukaan
cover slat dapat diundur jika cuaca benar-benar sangat dingin.
Pembukaan cover slat dilakukan secara bertahap mulai dari
25%, 50%, 75%, hingga terbuka semua. Saat pembukaan cover slat, tirai samping
bawah (sarung) harus sudah terpasang.
2. Untuk kandang postal dan double deck.
Ketebalan litter minimal 3-5 cm, penggantian litter
mengikuti jadwal sbb:
Umur (hari)
|
8-10
|
16-17
|
21-25
|
28-dst
|
Penggantian litter
|
Ganti 100%
|
Ganti yang menggumpal
|
Ganti 100%
|
Tabur
|
Setelah umur 25 hari litter cukup ditabur dan diambil
yang menggumpal saja. Penggantian litter dilakukan secara perlahan-lahan,
Setelah pengerukan dan penggantian liter selesai,
posisi ayam dapat digeser ke arah liter baru dan lakukan penggantian pada sisi
berikutnya.
D.
VENTILASI
1. Masa brooding
Urutan pembukaan tirai apabila temperatur brooding terlalu
panas adalah sbb:
Buka tirai plafon –> Buka tirai dalam mulai dari atas ke
bawah –> Bila masih terlalu panas bisa ditambah bukaan pada tirai luar pada
sisi yang berlawanan dengan arah angin, juga dari atas ke bawah –> Bila suhu
mulai dingin, urutan penutupan tirai dilakukan sebaliknya.
2. Selepas masa brooding
Pembukaan tirai samping harus dimulai dari atas ke bawah dengan
pengaturan sbb:
Buka terlebih dahulu tirai yang berlawanan dengan arah
angin. Pembukaan dilakukan secara bertahap dengan melihat kondisi ayam. Jika
pembukaan tirai samping dirasa belum cukup, bisa dilanjutkan pembukaan tirai
bawah (buka dulu tirai yang berlawanan dengan arah angin, dibuka dari bawah ke
atas).
E.
PENCAHAYAAN
Sebagai patokan praktis, untuk setiap chick guard minimal
diberi 10 watt SL/TL atau 60 watt lampu pijar dengan
ketinggian 170 cm, selanjutnya ditambah sesuai kebutuhan.
Jika siang hari cuaca gelap, lampu harus dinyalakan agar
feed intake dan water intake tidak terganggu.
Mulai umur 4 hari, pada malam hari perlu dibuat suasana
gelap 1-2 jam untuk produksi hormon pertumbuhan (melatonin) dan sebagai
antisipasi jika suatu saat terjadi lampu padam tiba-tiba agar ayam tidak mati
numpuk.
BW 14 hari 430 gr; BW 21 hari 900 gr
BAB VI
PERIODE FINISHER
A.
PAKAN DAN AIR MINUM
Pada periode ini yang perlu diperhatikan adalah proses
penggantian pakan dari starter ke finisher. Pergantian ini harus dilakukan
secara bertahap dengan urutan sbb:
Hari 1 penggantian (¾
starter + ¼ finisher)
Hari 2 penggantian (½
starter + ½ finisher)
Hari 3
penggantian
(¼ starter + ¾ finisher)
Hari 4 penggantian semua
pakan finisher.
Pastikan jumlah dan rasio tempat pakan dan tempat minum
terpenuhi.
Pada daerah beriklim panas, pakan diberikan saat temperatur
tidak terlalu panas (pagi dan sore hari). Pakan diberikan minimal 2 kali sehari
dengan perbandingan 40% pagi hari dan 60% sore hari. Jika tengah malam pakan
masih kurang bisa ditambah.
Pada siang hari tempat pakan bisa dinaikkan untuk menambah
ruang gerak ayam sehingga dapat mengurangi panas.
Untuk meningkatkan feed intake di malam hari, perlu
dilakukan upaya membangunkan ayam minimal 5 kali dalam semalam.
Lebar Kandang
|
Jumlah Lajur
|
Lajur Tempat Pakan
|
Lajur Tempat Minum
|
5 – 7 m
|
4 lajur
|
4 lajur
|
4 lajur
|
8 – 10 m
|
5 lajur
|
5 lajur
|
5 lajur
|
B.
KEPADATAN AYAM
No
|
Jenis Kandang
|
Berat Panen
|
Ekor/m2
|
1
|
Postal/Double Deck
|
< 1,51,5 – 1,71,8 – 2,0
> 2
|
10 – 128 – 97 – 8
6 – 7
|
2
|
Panggung
|
< 1,51,5 – 1,71,8 – 2,0
> 2
|
11 – 1310 – 119 – 10
7 – 8
|
3
|
Closed House
|
< 1,51,5 – 1,71,8 – 2,0
> 2
|
13 – 1512 – 1311 – 12
10 – 11
|
C.
PANEN AYAM
Sebelum panen lakukan pengosongan/angkat tempat pakan, air
minum tetap diberikan untuk mencegah hilangnya berat badan akibat dehidrasi.
Disarankan memberikan air gula 5% apabila jarak kandang dan
tujuan lebih dari 100 km atau perjalanan lebih dari 3 jam (untuk mengurangi
susut).
Penangkapan harus dilakukan dengan hati-hati, ayam ditangkap
pada bagian bawah kaki untuk mencegah memar dada dan paha. Untuk mencegah patah
tulang kaki karena meronta dan gerakan sayap, pegang erat-erat pada persendian
bawah.
Ayam yang belum terpanen harus tetap dirawat dengan baik.
Hindari penangkapan ayam pada saat suhu udara sangat panas.
Panen adalah penentuan terakhir dari
jerih payah peternak
BAB VII
VAKSINASI DAN BIOSECURITY
A.
PENYIMPANAN VAKSIN
Vaksin harus disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8˚C
(bukan freezer), terhindar dari panas dan sinar matahari langsung.
Apabila hendak mengangkut vaksin ke suatu tempat, vaksin
harus ditempatkan pada wadah yang memiliki daya isolasi cukup baik terhadap
suhu luar (misal: termos atau sterofoam box), dengan diberi es batu di
dalamnya.
B.
KONDISI YANG HARUS DIPERHATIKAN
Jenis dan dosis vaksin harus tepat, vaksin belum
kadaluwarsa.
Pastikan ayam yang akan divaksin dalam kondisi sehat.
Jangan melakukan kegiatan vaksinasi pada saat suhu udara
terlalu panas (maks. 29˚C).
Gunakan wadah yang berbahan dasar plastik, hindari wadah
yang terbuat dari logam.
Air yang digunakan harus segar, pH 6.5–7.5, bebas klorin dan
desinfektan.
Cuci tempat vaksin dan alat vaksinasi dengan air biasa,
tanpa klorin atau desinfektan.
vaksinator harus terlatih, tata cara dan prosedur vaksinasi
harus diikuti dengan benar.
Segera berikan multivitamin setelah vaksinasi untuk
mengurangi dampak stress.
C.
VAKSINASI MELALUI AIR MINUM
Hentikan pemakaian klorin dan desinfektan air minum 24 jam
sebelum vaksinasi.
Puasakan ayam 1-2 jam sebelum vaksinasi (suhu lebih dari
30˚C sebaiknya 1 jam saja).
Siapkan air, susu skim, dan vaksin dengan jumlah yang telah
ditentukan. Jumlah air yang digunakan adalah sejumlah air yang habis diminum
ayam selama 1-2 jam.
Karena setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan 1 liter air untuk
setiap umur, maka dapat digunakan rumusan sbb:
Jumlah
air = Populasi/1000 x Umur ayam
Setelah jumlah air ditentukan, masukkan susu skim 2 gram per
liter air. Untuk daerah beriklim panas disarankan ditambah es batu.
Untuk daerah yang kualitas airnya kurang bagus, disarankan
untuk meningkatkan dosis susu skim dan/atau merebus air yang akan digunakan
untuk vaksinasi.
Keluarkan dan campurkan vaksin ke dalam air yang telah
disiapkan. Aduk hingga rata dan segera tuang ke tempat minum yang telah
disediakan.
Agar pembagian vaksin merata, maka harus dihitung jumlah
larutan vaksin yang harus dituangkan di setiap tempat minum (kontrol distribusi
vaksin).
Botol dan tutup botol bekas vaksin harus dibakar atau
direndam dalam desinfektan.
Jumlah
air (liter) = Air di setiap
tempat minum
Jumlah tempat minum
(buah)
D.
VAKSINASI TETES
Yang perlu diperhatikan pada saat vaksinasi tetes adalah
proses penetesan ke dalam mata haruslah tepat, dan vaksin harus terserap
sempurna ke dalam kelopak mata. Jangan terburu-buru melepaskan ayam jika
tetesan belum terserap sempurna.
Hindari penjaringan ayam yang terlalu banyak (maksimal 200
ekor sekali jaring), agar ayam tidak mengalami stres terlalu lama saat menunggu
vaksinasi.
Untuk menghindari turunnya efektifitas vaksin, sebaiknya
larutan vaksin dibagi kedalam beberapa alat penetes sesuai dengan jumlah
vaksinator (setelah dilarutkan, vaksin harus habis dalam 30 menit).
E.
VAKSINASI SUNTIK
Sebelum melakukan vaksinasi cek dulu fungsi injektor.
Lakukan uji coba dengan air, jika rusak atau tidak lancar jangan
digunakan. Jika kotor cuci dengan air panas.
vaksin yang keluar dari kulkas/refrigerator sebaiknya
ditunggu beberapa saat sampai suhunya mendekati suhu ruangan.
Sebelum atau saat melakukan kegiatan vaksinasi, sesering
mungkin botol vaksin dikocok untuk menghindari pengendapan komponen vaksin.
UMUR (HARI)
|
VAKSIN DAN OBAT
|
APLIKASI
|
|||
Alt 1
|
Alt 2
|
Alt 3
|
Alt 4
|
||
1–3
|
Antibiotik
|
Antibiotik
|
Antibiotik
|
Antibiotik
|
DW
|
3–5
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
Tetes
|
ND Lasota + IB
|
ND Lasota + IB
|
ND Lasota + IB
|
ND Lasota + IB
|
Tetes
|
|
ND Viscerotropic
|
ND Viscerotropic
|
ND Viscerotropic
|
ND Viscerotropic
|
Spray
|
|
-
|
-
|
ND Killed
|
ND Killed
|
SC
|
|
7
|
-
|
IBD Intermediate
|
-
|
IBD Intermediate
|
DW
|
12–14
|
IBD Intermediate
|
IBD Intermediate
|
IBD Intermediate
|
IBD Intermediate
|
DW
|
18–21
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
ND Lasota
|
DW
|
F.
BIOSECURITY
Idealnya kandang berjarak minimal 1 km dari perkampungan
atau kandang lainnya.
Ada pagar yang mengelilingi kandang untuk mencegah masuknya pengunjung
atau hewan liar yang tidak diinginkan.
Ada jalan penghubung di dalam kandang untuk mengangkut
segala kebutuhan ayam, agar petugas kandang tidak melewati sembarang tempat.
Bangunan kandang didesain agar burung liar dan binatang
pengerat tidak dapat masuk.
Sumber air yang tertutup dan dilakukan pemeriksaan kualitas
air secara rutin.
Hindari penumpukan peralatan yang tidak terpakai, kotoran,
sisa pakan, dan sampah lainnya di sekitar area kandang.
Idealnya 15 m sekeliling kandang dilakukan pembersihan
rumput dan semak secara rutin agar tidak menjadi sarang penyakit.
Batasi jumlah orang yang masuk ke dalam lokasi kandang.
Penyemprotan desinfektan dan/atau pencelupan kaki harus
selalu dilakukan pada setiap orang yang keluar masuk kandang.
Pengawas harus melakukan kontrol dari kandang ayam paling
muda ke kandang ayam yang lebih tua pada hari yang sama.
Semua peralatan yang keluar masuk area kandang harus sudah
melalui proses sanitasi.
Istirahat kandang minimal 2 minggu (kandang dalam keadaan
sudah bersih).
Lakukan program pembasmian serangga dan tikus secara rutin.
PEMBUATAN LARUTAN KLORIN
1 kg kaporit 65% (bubuk) dilarutkan dalam 72 liter air,
diaduk kemudian didiamkan selama 24 jam sampai mengendap. Ambil bagian larutan
yang bening untuk dicampurkan ke dalam air minum, dengan takaran sbb:
Larutan Kaporit (ml)
|
Air Minum (liter)
|
Konsentrasi
|
1 ml
5 ml
10 ml
|
10 liter
10 liter
10 liter
|
1 ppm
5 ppm
10 ppm
|
Hindari kondisi yang dapat mengurangi efektifitas klorin,
antara lain: panas, sinar matahari, lumut, lendir, dsb. Wadah harus tertutup
rapat untuk menghindari penguapan.
PEMBUATAN LARUTAN DESINFEKTAN
Desinfektan
|
Dosis
|
Keterangan
|
Fumigasi
|
21 ml formalin 37%
21 ml air
17 gram PK
|
Fumigasi 1 m3 ruangan.
Desinfeksi saat transfer
pakan dan fumigasi sekam.
|
Formalin 2%
|
1 liter formalin 37%
19 liter air
|
Desinfeksi saat transfer
pakan dan sanitasi kandang.
|
BKC 10%
|
2 ml : 1 liter air
6 ml : 1 liter air
|
Foot dipping.
Desinfeksi peralatan.
|
Klorin
|
5 ppm
10 ppm
|
Desinfeksi air minum.
Desinf. instalasi air minum.
|
FCR = Total konsumsi pakan
Total berat hidup
(FCR x Rata-rata usia panen)
wahh artikelnya sangat membantuuuu
ReplyDelete