Friday, June 28, 2013

IDENTIFIKASI HIJAUAN SEGAR DAN HIJAUAN KERING


IDENTIFIKASI HIJAUAN SEGAR DAN HIJAUAN KERING
                                                                                        
Klasifikasi hijauan makanan ternak yang ada di Politeknik Negri Jember:

1.      Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tanaman parennial yang dapat tumbuh sampai tinggi 180 – 300 cm. Rumput gajah tumbuh baik di daerah pegunungan dengan curah hujan 2500 mm/th. Rumput gajah merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produksi dan nilai giziyang tinggi, sehingga perlu pengelolaan pemotongan pada umur yang tepat..Pemotongan dapat dilakukan pada umur 30 – 50 hari dengan produksi sekitar 150 – 200 ton/ha Menurut Hartadi et al kandungan nutrisi rumput gajah berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu:
-           Protein Kasar (PK) 10,1%;
-          Lemak Kasar (LK) 2,5%;
-          Serat Kasar (SK) 31,2%;
-          Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 46,1%;
-          TDN 59% dan
-          abu 10,1%.

Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah daun terhadap batang dan umurnya. Kandungan nitrogen dari hasil panen yang diadakan secara teratur berkisar antara 2-4% Protein Kasar (CP; Crude Protein) selalu diatas 7% untuk varietas Taiwan, semakin tua rumput CP-nya semakin menurun. Pada daun muda nilai ketercernaan (TDN) diperkirakan mencapai 70%, tetapi angka ini menurun cukup drastis pada usia tua hingga 55%.Batang-batangnya kurang begitu disukai ternak (karena keras) kecuali yang masih muda dan mengandung cukup banyak air. Hal itu yang menyebabkan ternak lebih suka memakan bagian daun atau batangnya yang masih muda.
Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun ke langsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat.Komposisi gizi rumput gajah (bahan kering)
Bahan kering
Prosentase (%)
Protein kasar
10.19
Serat Kasar
34.15
Lemak
1.64
Abu
11.73
BETN
42.29

Bagian yang dapat dicerna dari rumput gajah yaitu :
Bahan kering
Prosentase (%)
Protein kasar
5.92
Serat Kasar
22.74
Lemak
0.84
BETN
25.6

 Namun saat ini terdapat gagasan  agar rumput gajah dapan di manfaatkan dengan semaksimal mungkin. Caranya dengan mencacah atau rumput tersebut sebelum di berikan kepada hewan ternak. Kita tidak perlu mencacahnya secara manual karena  dan terjaga dalam efisiensi waktunya . Seiring berkembangnya teknologi , telah di temukan rancangan mesin pencacah rumput atau lebih sering di kenal dengan nama (Chopper). Alat ini mampu mencacah seluruh bagian dari rumput terutama rumput gajah sehingga semua bagian dari rumput tersebut dapat bercampur dengan rata, sehingga ternak tidak dapat lagi memilah-milah bagian yang paling di sukai dan dapat termakan seluruh bagiannya. Kelemahan rumput gajah yang sudah di chopper ini adalah harus disediakan dalam keadaan segar atau masih baru di cacah, karena jika penyajian dalam selang waktu yang lama akan dapat mengurangi aroma segar dan cacahan tersebut akan kering sehingga ternak tidak mempunyai selera lagi untuk memakanya.
2.      Gamal  (Gliricidia sepium)
Gamal atau Gliricidia sepium adalah tanaman leguminosa pohon yang dapat tumbuh dengan cepat didaerah tropis. Dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah dan pH rendah sampai tinggi (4,5-6,9)m serta tahan terhadap curah hujan yang rendah sampai tinggi (50-100mm/bln).
Pemberian daun gamal (gliricidia) segar pada domba dapat meningkatkan pertambahan bobot badan, penampilan, reproduksi dan produksi. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman leguminosa pohon tropis yang multi fungsi baik sebagai kayu bakar, tanaman pagar, pakan ternak dan pencegah erosi. Biasanya ternak (kususnya ruminansia ) memakan daunnya dan kulit batangnya. Hasil yang terbaik dalam penanaman gamal yaitu dengan menggunakan stek yang berdiameter 3,6-4,0 cm, kemudian menggunakan batang bawah dan panjang stek 45 cm, masing-masing memiliki tingkat pertumbuhan 60%, 55% dan 70%. Pemotongan pertama untuk tanaman yang ditanam melalui biji, sebaiknya setelah berumur 1-2 tahun dengan tinggi potong 1 meter.
Sebagai pakan ternak ruminansia hijauan, gamal memiliki nilai gizi yang cukup baik yaitu 22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi. Untuk mengurangi kadar kumarin yang menyebabkan aroma daun gamal tidak sedap, sehingga berpengaruh pada selera makan ternak. Kadar kumarinnya bisa diturunkan melalui perlakuan pengeringan dengan sinar matahari antara 30-90 menit. Semakin lama waktu penjemuran, semakin banyak kumarin yang hilang. Proses pelayuan pada suhu kamar selama 24 jam dapat menghilangkan kadar kumarin sampai 77%.
 Pemberian ransum daun gamal secara kontinue hingga 100% dan 100-200 g g/ekor/hari konsentrat berpengaruh positif pada domba ekor gemuk yang ditunjukkan dengan meningkatnya bobot badan, kinerja reproduksi dan produksi pada perkawinan kedua.
Batas maksimum penggunaan dalam ransum ayam broiler 5% dan ayam petelur 2,5%. Pemberian daun Gamal pada ayam berupa tepung daun yang dicampur dengan bahan pakan lainnya. Pemberian tepung daun sebanyak 2,5% sudah cukup untuk memberikan warna kuning yang cerah, pemberian yang lebih tinggi tidak banyak meningkatkan warna kuning telur.
Komposisi Nilai Nutrisi Gamal
Parameter
%
Protein Kasar
Lemak
Energi Kasar kkal / kg
SDN
Lignin
Abu
25,17
2,9
19,89
35,0
8,6
8,8
2,7


3.      Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Lamtoro (Leucaena leucocephala) sudah dikenal di Indonesia sejak dulu dengan nama petal cina . Tanaman ini termasuk kacang-kacangan yang berasal dari Amerika Tengah. Kegunaan tanaman ini telah banyak dilaporkan yakni sebagai pupuk hijau, bahan bangunan, tanaman pelindung untuk tanaman cacao, tanaman pinggir jalan, pagar hidup, pencegah erosi, bahan baku pembuat kertas, bahan bakar dan sebagai pakan hijauan yang berprotein tinggi .
Tanaman ini dapat menghasilkan 70 ton hijauan segar atau sekitar 20 ton bahan kering/Ha/tahun. Komposisi kimia zat makanannya dalam bahan kering terdiri atas 25,90 % protein kasar,20,40 % serat kasar dan 11 % abu (2,30 % Ca dan 0,23 % P), karotin 530.00 mg/kg dantannin 10,15 mg/kg.
Lamtoro dapat digunakan sebagai sumber nitrogen fermentable di dalam rumen dan untuk mensuplai protein by-pass pada usus halus. Penggunaan lamtoro dalam bentuk segar sebagai suplemen pada hijauan yang berkualitas rendah pada kambing menunjukkan bahwa kira-kira 65% dari protein lamtoro didegradasi dalam rumen, sementara diduga bahwa hanya 40% protein lamtoro yang didegradasi dalam rumen jika lamtoro kering digunakan sebagai suplemen pada makanan domba sama dengan ransum basal.
By-pass protein penting bagi ternak ruminansia karena besar persentase protein terdegradasi dalam rumen diserap sebagai amonia dan jika konsentrasinnya dalam rumen tinggi bisa hilang melalui urine sebagai urea. Pada kambing yang sedang berproduksi ini merupakan pemanfaatan protein yang tidak efisien, sehingga meningkatkan jumlah protein yang melewati ke usus (by-pass) akan lebih efisien. Dalam hijauan sekitar 20-30% dari protein dikandungnya adalah protein bypass, namun untuk ternak yang sedang tumbuh atau menyusui kebutuhan protein by-pass mencapai 32-40% dari total kebutuhan protein.
4.      Jerami
Jerami adalah bagian batang tumbuhan yang setelah dipanen bulir-bulir buahnya baik bersama tangkainya atau tidak dikurangi dengan akar dan sisa batang yang disabit dan masih tegak dipermukaan tanah. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai l2- 15 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5 ton bahan kering tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan.  Jerami  padi dihasilkan 1-2 kali di daerah kering, dan sebagian petani masih membiarkannya tertumpuk pada lahan sawah sampai datangnya musim tanam kembali.
Jerami padi melimpah selama musim hujan, namun langka pada musim kemarau. Jumlahnya  cukup besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan, potensinya sebagai salah satu sumber makanan ternak memang memiliki nulai nutrisi yang relatif rendah.
Sejauh ini, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39 %, sedangkan yang dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36-62 %, dan sekitar 7-16 % digunakan untuk keperluan industri.
Kandungan gizi jerami padi terdiri atas :
·         Protein kasar 4,5 %
·         Serat kasar 35 %
·         Lemak kasar 1,55 %
·         Abu 16,5 %
·         Kalsium 0,19 %
·         Fosfor 0,1 %
·         Energi TDN (Total Digestible Nutrients) 43 %
·         Energi DE (Digestible Energy) 1,9 kkal/kg
·         dan Lignin yang sangat tinggi.
Jika jerami padi langsung diberikan kepada ternak, maka daya cernanya rendah dan proses pencernaannya lambat, sehingga total yang dimakan per satuan waktunya menjadi sedikit.
Walaupun  pada kenyataannya jerami padi miskin  akan zat-zat  makanan, namun sekitar 40 persen dapat dicerna  sebagai sumber energi  dalam proses pencernaan  ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna  ini disebabkan oleh  adanya Lignin  dan silika yang menngikat  Cellulosa  dan  Hemicellulosa  dalam bentuk ikatan  rangkap , sehingga sukar dicerna oleh enzim dari  mikroorganisme dalam rumen (salah satu bagaian perut  ternak ruminansia
Penghambat daya cerna pada jerami adalah kandungan lignin, silika dan kutin yang relatif tinggi karena jerami adalah tanaman yang sudah tua dan telah melewati fase generatif (sudah berbuah).  Namun potensi jerami sebagai sumber energi cukup baik. Efektifitas cerna mikroorganisme ditingkatkan agar dapat menghancurkan lignin, silika dan kutin, di samping itu masih dapat meningkatkan kandungan protein.
Kandungan zat-zat makanan pada jerami padi:
Uraian
Kandungan (%)
Bahan kering (BK)
Protein kasar (% BK)
Serat kasar    (% BK)
Lemak           (% BK)
47,95
4,04
31,62
0,53

Daya cerna 30 % ( seandainya makan 10 kg jerami maka yang diserap hanya 3 kg lainnya menjadi kotoran ), bandingkan dengan rumput gajah dimana protein 8,4 –11,4 % – lemak 1,7 – 1,9 % – serat kasar 29,5 – 33 % – daya cerna 52 %, dari perbandingan tersebut terlihat bahwa jerami terlalu kasar dan sangat sulit dicerna disamping kandungan protein dan lemak yang sedikit. Walaupun  pada kenyataannyajerami padi miskin  akan zat-zat  makanan, namun sekitar 40 persen dapat dicerna  sebagai sumber energi  dalam proses pencernaan  ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna  ini disebabkan oleh  adanya Lignin  dan silika yang menngikat  Cellulosa  dan  Hemicellulosa  dalam bentuk ikatan  rangkap ,


5.      Daun Cacah (chapper)
Produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput Gajah ataupun rumput Raja bila melebihi atau melewati umur potong akan mengurangi kulitas hijauan tesebut, untuk mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan dilakukan harus tepat waktu. Umur potong rumput yang optimal pada 7 minggu atau 50 hari. Bila produksi rumput berlebih dan akan dibuat silase untuk stok perlu pengurangan kadar air rumput dengan cara disimpan berdiri jangan di tidurkan atau ditumpuk untuk menghidarkan dari kerusakan selama 2 - 3 hari, dan harus disimpan terlindung atau di bawah atap.
Setelah disimpan selama 2-3hari dan kandungan air berkurang cacah rumput tersebut dengan panjang cacahan 10-50mm.
Komposisi kandungan nutrisi:
·         serat kasar 30,86%
·         lemak 2,24%
·         abu 15,96%, dan
·         TDN 51%
·         protein kasar 9,66%
·         BETN 41,34%


2 comments: