LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“PENGARUH ASAM PADA KARBOHIDRAT”
Oleh:
Uswatun Khasanatul Mauliddah C31120068
Dosen:
Dr.
Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP
JURUSAN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Karbohidrat
merupakan salah satu senyawa organik makromolekul alam yang melimpah di bumi.
Pada tumbuhan, karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida dan molekul
air dengan bantuan sinar matahari dalam proses fotosintesis pada sel tanaman
yang berklorofil. Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi utama yang tidak dapat
digantikan oleh zat makanan lain. Misalnya, sel-sel otak dan lensa mata serta
jaringan saraf secara spesifik bergantung pada glukosa sebagai sumber energi
Karbohidrat juga berperan penting dalam proses metabolisme menjaga keseimbangan
asam dan basa, dan pembentukan struktur sel, jaringan, dan organ tubuh. Bahkan
bagian kerbohidrat dalam makanan yang tidak dapat dicerna, seperti selulosa
memberikan kegunaan-kegunaan khusus dalam tubuh. Fungsi khusus lainnya yaitu
glukosa, terutama yang terdapat dalam darah, digunakan sebagai bahan bakar
untuk menghasilkan energi. Laktosa membantu penyerapan kalsium. Makhluk hidup
juga membangun materi-materi kuat dari senyawa karbohidrat. Misalnya, tumbuhan
memiliki selulosa sebagai komponen utama dinding selnya. Pada hewan tingkat
tinggi, glukosa adalah komponen yang paling penting. Karbohidrat juga merupakan
bagian penting dalam koenzim, antibiotik, tulang rawan, kulit kerang dan
dinding sel bakteri. Karbohidrat merupakan sumber energi terutama bagi manusia.
Di Indonesia, hampir 70-80% dari seluruh energi untuk keperluan tubuh berasal
dari karbohidrat sedangkan di Negara –negara yang mempunyai tingkat ekonomi
yang tinggi, jumlah energy didalam makanan yang berasal dari karbohidrat
mencapai 40-50.
LANDASAN TEORI
Karbohidrat
adalah kelompok senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. senyawa-senyawa
karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus karbonil dalam bentuk
aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak gugus hidroksil. Karena
itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton
atau turunan senyawa-senyawa tersebut. Karbohidrat merupakan persenyawaan
antara karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam dengan rumus
empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut, maka senyawa ini pernah
diduga sebagai hidrat dari karbon, sehingga disebut karbohidrat. Nama lain dari
karbohidrat adalah sakarida. Kata sakarida berasal dari kata Arab “sakkar” yang
artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan
dengan gula. Berdasarkan gugus fungsinya, karbohidrat merupakan suatu
polihidroksialdehida atau polihidroksi keton. Molekul karbohidrat tersusun atas
unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). golongan karbohidrat
antara lain: gula, tepung, dan selulosa berasal dari tumbuhan. Sesuai dengan
kekomplekan susunan dan jumlah molekulnya, karbohidrat dapat dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida (Irianto, 2004).
Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat yang paling
sederhana adalah monosakarida. Disakarida adalah gula ganda, yang terdiri atas
dua monosakarida yang dihubungkan melalui kondensasi. Karbohidrat yang
merupakan makromolekul adalah polisakarida, polimer yang terdiri dari banyak
gula.
1.
Larutan
Molisch
Uji molisch
adalah suatu uji untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat,
tes ini biasa
dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat, reaksi bereaksi
positif akan memberikan cincin yang bewarna ungu ketika direaksikan dengan
alfa-naftol dan sulfat pekat. Diperkirakan konsentrasi asam sulfat pekat
bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk
fulfural dan turunanya yang kemudian diperkirakan dapat untuk membentukproduk
yang bewarna, pada produk amilum & glukosa yang diteliti terbukti adalah
karbohidrat yang ditandai dengan adanya cincin yang bewarna ungu.
Uji
Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari
α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat
terhadap karbohidrat. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walaupun
hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak
mengandung karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif.
Prinsip
uji karbohidrat pada test molisch ini yaitu :
-
Karbohirat dengan asam sulfat pekat menghasilkan senyawa
furfural.
-
Senyawa furfural dengan pereaksi alfa naftol menghasilkan
warna ungu.
-
Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa dalam sampel yang
diuji tidak mengandung karbohidrat.
2.
Larutan
Bial
Uji bial merupakan uji yang disadari oleh konversi
pada gula pentose seperti ribose didalam keadaan asam da ng 0,3 % larutan
orsinol dan FeCl3 didalam HCl pekat. HCl yang terdapat pada reagen akan
mendehidrasi gula menjadi furfural. Jika dalam sampel terdapat gula pentose
larutan akan berwarna hijau dalam kurun waktu sepuluh menit. Seperti misalnya
pada RNA yang memiliki ribosa yang adalah gula pentose sehingga akan bereaksi
dengan orsinol dalam kondisi mendidih akan berwarna hijau dan membentuk
struktur yang kompleks dengan absorbansi maksimum 665 mm. sedangkan golongan
heksosa ditandai keberadaannya jika hasil uji larutan berwarna colat sampai
keabu abuan. Pada
umumnya uji Bial di pakai untuk membedakan adanya pentose atau heksosa
dalam suatu sampel larutan.
3.
Larutan
Soliwanoff
Prinsipnya
berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural
oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural
dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik
untuk ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan
memberikan reaksi positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna
jingga pada larutan.
4.
Larutan
Antron
Sebanyak 0,2 ml larutan contoh di dalam tabung reaksi
ditambahkan kedalam larutan antron(0,2% dalam H2SO4 pekat). Timbulnya warna
hijau atau hijau kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh.
Uji ini sangat sensitive sehingga
juga dapat memberikan hasil positif
jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji antron ini
telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric bagi glikogen,
inulin, dan gula dalam darah (winarno 2008)
5.
Larutan Pentosa
Pentosa adalah
suatu monosakarida yang memiliki lima atomkarbon, dengan satu gugus fungsialdehida pada posisi 1 (aldopentosa) atau keton pada posisi 2
(ketopentosa).Aldopentosa memiliki tiga pusat
kiral
("atom karbon asimetris") sehingga terdapat delapan stereoisomer.
Ketopentosa
memiliki dua pusat kiral sehingga menghasilkan empat stereoisomer - ribulosa (bentuk L- dan D-) dan xilulosa (bentuk L- dan D-).Gugus fungsi
aldehida dan keton pada karbohidrat ini bereaksi dengan gugus fungsi hidroksil sebelahnya membentuk hemiasetal atau hemiketalintramolekular, berturut-turut. Struktur cincin
yang dihasilkan berkaitan dengan furan, dan disebut sebagai furanosa.
Cincin ini terbuka dan tertutup secara
spontan, sehingga memunginkan terjadinya perputaran ikatan antara gugus
karbonil dan atom karbon tetangganya - menghasilkan dua konfigurasi yang
berbeda (α dan β). Proses ini disebut sebagai mutarotasi.Ribosa merupakan komponen RNA dan DNA (dalam bentuk deoksiribosa).
6.
Larutan Fruktosa
Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang mempunyai
sifat memutar cahaya terpolarisasi kekiri dan karenanya disebut juga levulosa. Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga
gula darah
penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan.
Fruktosa adalah polihidroksiketon dengan 6 atom karbon.
Fruktosa merupakan isomer
dari glukosa;
keduanya memiliki rumus molekul
yang sama (C6H12O6)
namun memiliki struktur yang berbeda
7.
Larutan Glukosa
Glukosa adalah
suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat
memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Di alam, glukosa terdapat di
buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam, glukosa dihasilkan dari reaksi antara
karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.
Proses ini disebut fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan
untuk pembentukan amilum atau selulosa. Amilum terbentuk dari glukosa dengan
jalan penggabungan molekul – molekul glukosa yang membentuk rantai lurus maupun
bercabang dengan melepaskan molekul air
Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa,
terutama pada industri pangan.proyeksi
HaworthGlukosa (C6H12O6,
berat
molekul 180.18)
adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon.
Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa",
bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini,
tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom
karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur
cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang
proporsinya 0.0026% pada pH 7.
8.
Larutan asam klorida (HCl)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen
klorida (HCl).
Ia adalah asam kuat,
dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan
yang sangat korosif.
Asam klorida
merupakan asam pilihan dalam titrasi
untuk menentukan jumlah basa.
Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik
akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan
sebagai standar primer
dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan
atmosfernya ketika dibuat.
Asam klorida
sering digunakan dalam analisis
kimia untuk "mencerna" sampel-sampel analisis.
Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida
dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat
dan tembaga(II)
oksida, menghasilkan klorida terlarut yang dapat
dianalisa.
9.
Larutan Asam Sulfat, Asetat (H2SO4)
Asam asetat, asam etanoat atau asam
cuka[2]
adalah senyawa kimiaasamorganik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma
dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus
ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat
glasial) adalah cairanhigroskopis
tak berwarna,
dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana, setelah asam
format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion
H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan
bakuindustri
yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksipolimer
seperti polietilena tereftalat,
selulosa asetat,
dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat
dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak
air.
Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton
per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia
maupun dari sumber hayati.
10. Larutan Sakarida
Karbohidrat atau sakarida adalah
segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hydrogen.
Karbohidrat digolongkan kedalam 3 golongan yaitu Monosakarida, Olisakarida, dan
Polisakarida. Jenis karbohidrat yang sangat banyak maka diperlukan pengetahuan
dasar tentang sifat fisik dan kimia karbohidrat, selain itu keragaman jenis
karbohidrat memerlukan cara pengujian yang berbeda. Hasil metabolisme
karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan
glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh
sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung dalam
karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari.
11. Larutan Selulosa
Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan
pembentuk dinding sel. Serat kapas boleh dikatakan seluruhnya adalah selulosa.
Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicernakan karena kita tidak mempunyai
enzim yang dapat mengurangi selulosa. Dengan asam encer tidak dapat
terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis
menjadi selulosa dan D-glukosa. Meskipun selulosa tidak dapat digunakan sebagai
bahan makanan oleh tubuh, namun selulosa yang terdapat sebagai serat tumbuhan
,sayuran atau buah-buahan, berguna untuk memperlancar pencernaan
12. Larutan Pati / amilum
Pati
atau amilum (CAS#
9005-25-8) adalah karbohidrat kompleks yang tidak
larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa(sebagai
produk fotosintesis) dalam jangka panjang.
Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Amilum atau dalam bahasa sehari –hari disebut pati
terdapat pada umbi, daun dan biji -bijian. Butir-butir pati apabila diamati
dengan menggunakan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya, tergantung dari
tumbuhan apa pati tersebut di peroleh. Amilum terdiri atas dua macam
polisakarida yang kedua –duanya adalah polimer dari glukosa ,yaitu amilosa
(kira–kira 20–28%) dan sisanya amilopektin. Amilum dapat dihidrolisis sempurna
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat
dilakukan dengan bantuan enzim amylase.
Hasil Pengamatan
a.
Larutan
Molich
No
|
Larutan (1ml )
|
Warna awal
|
Warna sesudah
|
1.
|
Glukosa(0,02M)
|
Putih bening
|
·
setelah
ditambahkan naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi putih bening da nada
bintik kemerahan.
·
Setelah
ditambahkan H2SO4 (3ml) warna berugah menjadi 4 lapisan, yaitu:
1. Lapisan atas berwarna ungu
2. Lapisan kedua berwarna ungu kehitaman
3. Lapisan ketiga ungu kemerahan
4. Lapisan keempat merah bening dengan cincin
berwarna ungu
|
2.
|
Selulosa (0,01M)
|
Putih bening
|
·
setelah
ditambahkandengan naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi putih bening dan
ada bintuk kemerahan
·
setelah
ditambahkan larutan H2SO4 (3ml) warna berubah menjadi 3 lapisan, yaitu:
1. warna putih eruh
2. warna ungu dengan terdapat cincin
3. warna putih bening
|
3.
|
Pati/ amilum 0,07%
|
Putih bening
|
·
setelah
ditambahkandengan naftol 5% (2 tetes) warna berubah menjadi putih keruh
·
saat
ditambahkan H2SO4 warna berubah menjadi 3 lapisan
1. berwarna putih keruh dan terdapat gelembung pada
dinding tabung
2. warna ungu disertai cincin
3. warna putih bening
|
4.
|
Furfural (0,01M)
|
Putih bening
|
·
setelah ditambahkandengan naftol 5% (2
tetes) warna berubah menjadi coklat pekat
·
Setelah
ditambahkan H2SO4 warna berubah menjadi 3 lapisan, yaitu:
1. Warna coklat muda
2. Coklat pekat
3. Coklat bening
|
2.
Uji
Seliwanoff
No.
|
larutan HCl 5N
|
Larutan gula 2ml
|
Warna sebelum dipanaskan
|
Warna sesudah dipanaskan
|
1.
|
2ml
|
Fruktosa 0,01 M
|
Putuh bening
|
Putih bening
|
2.
|
2ml
|
Glukosa 0,01M
|
putih bening
|
Putih bening
|
3.
Uji
Bial
No.
|
Pereaksi Bial
|
L. pentosa
|
Warna awal
|
Hasil
|
1.
|
5ml
|
2ml A
|
Biru
|
Warna biru lebih
pekat
|
2.
|
5ml
|
2ml B
|
Biru
|
·
Warna biru
lebih pekat dari warna awal tetapi lebih bening dari tabung 1
·
Warna akhir
biru kehijauan
|
4.
Uji
Antron
a. Pengamatan
pada tabung 1 yang diberi larutan Antron 2ml dan ditambah larutan H2SO4 0,2 ml
warna masih tetap, tidak ada perubahan (kuning bening). Saat ditambah larutan
sacarida 5ml warna mulai berubah menjadi kuning keruh setelah dikocok.
b. Pengamatan pada tabung 2 yang diberikan
larutan Antron 2 ml dan ditambah larutan H2SO4 0,02 ml warna masih tetap tidak
ada perubahan (kuning bening)
c. Pengamatan
pada tabung 3 yang diberikan larutan H2SO4 0,02 mlberwarna kuning bening, dan
ditambah larutan sacarida tidak ada perubahan (kuning bening)
PEMBAHASAN
A. Uji Molish
Pereaksi
molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengan furfural
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi
asam sulfat pekat terhadap karbohidrat dan akan membentuk cincin berwarna ungu
pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, arabinosa, dan pati.
Hal ini menunjukkan bahwa uji molisch sangat spesifik untuk
menghidrolisis
ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfural. Hasil reaksi yang positif
menunjukkan bahwa larutan yang diuji mengandung karbohidrat, sedangkan hasil
reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diuji tidak mengandung
karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif, pada percobaan
yang memberikan reaksi positif adalah glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, dan
amilum. Dalam hasil percobaan, hampir seluruhnya larutan karbohidrat yang
direaksikan dengan asam sulfat pekat memebentuk larutan menjadi dua lapisan dan
pada bidang batas kedua lapisan tersebut akan terbentuk cincin ungu yang
disebut kwnoid.
B. Uji Saliwanoff
Reaksi
Seliwanoff (khusus menunjukkan adanya fruktosa). Pereaksi seliwanoff terdiri
dari serbuk resorsinol + HCl encer. Bila fruktosa diberi pereaksi seliwanoff
dan dipanaskan dlm air mendidih selama 10 menit akan terjadi perubahan warna
menjadi lebih tua.
C. Uji Bial
Reaksi Pada uji Bial di pakai untuk membedakan adanya
pentose atau heksosa dalam suatu sampel larutan.
D. Uji Antron
Reaksi
uji antron timbulnya
warna hijau atau hijau kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan
contoh. Uji ini sangat sensitive
sehingga juga dapat memberikan hasil positif
jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji antron ini
telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric bagi glikogen,
inulin, dan gula dalam darah.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah di dilakukan dapat di ambil kesimpulan Dari uji molisch yang telah
dilakukan diketahui bahwa terdapat pengaruh asam pada karbohidrat sehingga
terjadi senyawa yang berwarna ungu dan membentuk menyerupai cincin. Melalui uji
selliwanof yang telah dilakukan diketahui bahwa pada karbohidrat mengandung
gugs keton (fruktosa) sehingga dapat dibedakan antara fruktosa dan glukosa.
Uji bial yang telah dilakukan untuk membedakan adanya pentosa atau heksosa. Uji ini sangat sensitive sehingga juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada
kertas saring yang mengandung selulosa.
TUGAS
1.
Pada uji soliwanoff dan uji bial
diperlukan pemanasan pada uji warna, pada uji molish dan uji antron tanpa
pemanasan. Mengapa demikian ?
2. Jelaskan prinsip
dasar yang terjadi pembeda tempat pengujian yang dilakukan !
Jawaban
1. Pada uji saliwanoff dan pada uji bial di
butuhkan pemanasan pada uji warna karena apabila tidak di panaskan maka warna
tidak diketahui, dan juga bisa mengetahui ada tidaknya kandungan karbohidrat
apa bila di panaskan. Sedangkan pada uji Molish dan pada Uji antron tidak perlu
di panaskan karena warna akan berubah tanpa di panaskan.
2. Prinsip dasar yang membedakan adalah pada uji
seliwanoff dan uji bial perlu di panas untuk uji warna, sedangkan pada uju molish
dan uji antron tidak perlu pemanasan untuk uji warna.
bagus laporannya
ReplyDelete