LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“Uji Noda
Lemak, Uji Kelarutan dan Uji Emulsi”
Oleh:
Uswatun
Khasanatul Mauliddah C31120068
Dosen:
·
Nurkholis, S.P
·
Dr. Ir. Rr. Merry Muspita DU,MP
PRGRAM
STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN
PETERNAKAN
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Lemak adalah bahan-bahan yang mengandung asam lemak, baik ada yang dalam bentuk cair dalam temperatur biasa maupun ada dalam bentuk padat.lemak cair dalam temperatur biasa disebut minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat).
Struktur kimia lemak terdiri dari ikatan antara asam lemak dan gliserol. Sifat lemak larut dalam pelarut non polar, seperti etanol, ether, kloroform, dan benzene.
Lemak
merupakan bahan padat pada suhu ruang disebabkan kandungannya yang tinggi akan
asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik
lebur yang lebih tinggi, sedangkan minyak merupakan bahan cair pada suhu ruang
disebabkan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu
atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai
titik lebur yang rendah.
Sifat-Sifat Lemak
Sifat-Sifat Lemak
1.
Sifat Fisis Lemak
·
Pada
suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari
tumbuhan berupa zat cair.
·
Lemak
yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak
yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh:
Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik
lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam
oleat) mempunyai titik lebur –17 °C.
·
Lemak
yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang
mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
·
Semua
lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak
yang baik.
2. Sifat Kimia Lemak
a. Reaksi Penyabunan atau
Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)
Pada pembahasan terdahulu
telah diketahui bahwa lemak dapat mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling
umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut
penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut
sabun. Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan
penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan
untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan
tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga
dikatakan bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul
lemak tersebut.
b.Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya. Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya. Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium
c.Hidrogenasi
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.
Fungsi Lemak
Begituh
banyak fungsi dari lemak itu sendiri, diantaranya adalah sebagai pembangun sel.
Lemak adalah bagian penting dari membran yang membungkus setiap sel di tubuh
kita. Tanpa membran sel yang sehat, bagian lain dari sel tidak dapat berfungsi
Sumber energi. Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap
gram lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohodrat dan protein memberi
4 kalori.
Melindungi
organ. Banyak organ vital seperti ginjal, jantung, dan usus dilindungi oleh
lemak dengan memberinya bantalan agar terhindar dari luka dan menahan agar
tetap pada tempatnya.
Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks.
Pembangun hormon. Lemak adalah unsur pembangun sebagian senyawa terpenting bagi tubuh, termasuk prostaglandin, senyawa semacam hormon yang mengatur banyak fungsi tubuh. Lemak mengatur produksi hormon seks.
Pembangun
otak. Lemak menyediakan komponen penyusun tidak hanya bagi membran sel otak,
tapi juga myelin, 'jaket' lemak yang menyelimuti tiap serat syaraf, yang
membuatnya mampu menghantar pesan dengan lebih cepat.
BAB II
LANDASAN
TEORI
1. Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah disperse atau suspensi
menstabilkan suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya
terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut
emulsifier yang berfungsi sebagai menurunkan tegangan permukaan antara kedua
fase cairan. Cara kerjanya disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat
baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling
minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi
kemungkinan bersatunya butir – butir minyak satu sama lain.
2. Alkohol
Pegertian Alkohol
Alkohol
dan eter merupakan senyawa-senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang
berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen didalam alkohol dan eter mirip dengan
kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air. Oleh karena itu dapat
dikatakan struktur alkohol adalah sama dengan struktur air, dimana satu atom H
pada air diganti dengan R. sedangkan struktur eter adalah sama dengan struktur
air dimana kedua atom H pada air diganti dengan R.
H-O-H R-O-H
R-O-R
Air Alkohol Eter
Gugus
R pada alkohol dan eter dapat berbentuk alkil atau aril. Oleh karena itu, kedua
golongan senyawa ini sangat luas dijumpai. Baik dari hasil sintesis maupun yang
terjadi secara alami.
Alkohol
dan eter merupakan isomer, maksudnya alkohol dan eter yang mempunyai rumus
molekul sama, tetapi mempunyai struktur yang berbeda sehingga rumus molekul
umum alkohol dan eter adalah sama, yaitu C2 H2O + 2O CH3CH3-O-H CH3-O-CH3
Metanol Dimetil
eter
Bila
diperhatikan metanol dan dimetil eter diatas mempunyai rumus struktur yang
berbeda, tetapi rumus molekulnya sama : C2H6O.
Gugus
alkil pada alkohol boleh alifatik, boleh siklik. Namun yang biasa disebut
alkohol adalah yang mempunyai gugus alkil (R) alifatik. Oleh karena itu, bila
dikaitkan dengan alkanci, maka penamaan alkohol adalah mirip dengan alkana,
dimana akhiran pada alkana diganti dengan ol pada alkohol dumus molekul alkohol
atau alkanol adalah C2H2O + 2O
Penggolongan Alkohol
Penggolongan Alkohol
berdasarkan
struktur alkohol dapat terbagi menjadi tiga golongan yang didasarkan pada atom
karbon yang mengikat gugus hidroksil :
·
Alkohol primer adalah alkohol dimana
gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang merugikan satu atom karbon
yang lain.
·
Alkohol sekunder adalah alkohol
dimana gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat 2 atom
karbon yang lain.
·
Alkohol tersier adalah alkohol
dimana gugus hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom
karbon yang lain.
Sifat-sifat
fisika dan kimia alkohol sering kali tergantung pada penggolongan tersebut.
Sifat Alkohol
Sifat fisika
: alkohol mendidih pada temperatur yang cukup lebih tinggi dibandingkan
hidrokarbon oleh asosiasi molekul-molekul alkohol lewat ikatan hidrogen (garis
putus-putus menunjukkan ikatan hidrogen Hu). (Riduan, S. 1990)
3. Eter
Eter adalah suatu senyawa organik
yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril.[1]
Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter
(etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia
organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa
karbohidrat dan lignin.
4. Kloroform
kloroform,
atau trichloromethane [1], CHCl3, komposisi nama elemen klorin dan memperpendek
formil (asam format radikal).
Kloroform
adalah pelarut nonpolar yang telah banyak digunakan dalam kimia, kini
digantikan oleh pelarut lainnya. Kloroform dapat membusuk menjadi diklorkarben
penggunaan reagen basa kuat, ini mungkin baik diinginkan dan tidak diinginkan.
Kloroform tidak mudah terbakar, tetapi pada suhu tinggi di udara untuk
membentuk fosgen.
Solusi Kloroform termasuk ABS dan plastik styrene lainnya dan dapat digunakan untuk memadukan bagian-bagian plastik dalam apa yang disebut bahasa sehari-hari penembakan.
Solusi Kloroform termasuk ABS dan plastik styrene lainnya dan dapat digunakan untuk memadukan bagian-bagian plastik dalam apa yang disebut bahasa sehari-hari penembakan.
Kloroform
adalah salah satu anestesi selama operasi tertua. Itu dianggap memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan eter, antara lain, itu tidak mudah terbakar dan
juga memiliki aroma yang menyenangkan. Menjelang akhir tahun 1800-an disadari
bahwa kloroform juga memiliki kecenderungan untuk menyebabkan kerusakan hati
dan aritmia jantung, dan eter yang dominan anestesi.
Kloroform
juga telah digunakan untuk menidurkan hewan.
Kloroform sebelumnya telah tersedia tanpa resep di apotek, tapi sekarang tidak lagi. Item yang bernama "Kloroform: solusi Gigi" memiliki penggunaan terbatas karena mengandung hanya sekitar 5% kloroform digunakan untuk melarutkan resin dalam larutan.
Dalam beberapa Dick kloroform digunakan sebagai anestesi. Pelaku tekan kain terhadap hidung dan mulut korban sehingga uap pernapasan dan pingsan. Pada kenyataannya, efeknya tidak secepat seperti yang sering ada di film dan serial.
Kloroform sebelumnya telah tersedia tanpa resep di apotek, tapi sekarang tidak lagi. Item yang bernama "Kloroform: solusi Gigi" memiliki penggunaan terbatas karena mengandung hanya sekitar 5% kloroform digunakan untuk melarutkan resin dalam larutan.
Dalam beberapa Dick kloroform digunakan sebagai anestesi. Pelaku tekan kain terhadap hidung dan mulut korban sehingga uap pernapasan dan pingsan. Pada kenyataannya, efeknya tidak secepat seperti yang sering ada di film dan serial.
5. Natrium karbonat
Natrium
karbonat (juga dikenal sebagai mencuci soda atau soda abu), Na2CO3 adalah garam
natrium dari asam karbonat. Ini paling sering terjadi sebagai heptahidrat
kristal, yang siap effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium
karbonat dalam negeri terkenal untuk digunakan sehari-hari sebagai pelunak air.
Hal ini dapat diekstraksi dari abu banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi
dalam jumlah besar dari garam (natrium klorida) dan batu kapur dalam proses
yang dikenal sebagai proses Solvay.
Pembuatan
kaca adalah salah satu penggunaan yang paling penting dari natrium karbonat.
Natrium karbonat bertindak sebagai fluks untuk silika, menurunkan titik leleh
campuran sesuatu dicapai tanpa bahan khusus. Ini "Gelas soda" ini
agak larut dalam air, sehingga beberapa kalsium karbonat ditambahkan ke dalam
campuran pra-meleleh untuk membuat kaca yang dihasilkan larut. Jenis kaca
dikenal sebagai soda kapur kaca: "soda" untuk natrium karbonat dan
"kapur" untuk kalsium karbonat. Soda kapur kaca telah menjadi bentuk
yang paling umum dari kaca selama berabad-abad.
Natrium
karbonat juga digunakan sebagai dasar relatif kuat di berbagai pengaturan.
Misalnya, natrium karbonat digunakan sebagai pengatur pH basa untuk
mempertahankan kondisi yang stabil diperlukan untuk tindakan mayoritas film
fotografi mengembangkan agen.
Ini adalah aditif umum di kolam kota yang digunakan untuk menetralkan efek asam dari klorin dan meningkatkan pH.
Ini adalah aditif umum di kolam kota yang digunakan untuk menetralkan efek asam dari klorin dan meningkatkan pH.
Dalam memasak,
kadang-kadang digunakan sebagai pengganti natrium hidroksida untuk lyeing,
terutama dengan Jerman pretzel dan alkali gulungan. Piring ini diperlakukan
dengan larutan zat alkali untuk mengubah pH permukaan makanan dan meningkatkan
kecoklatan.
Dalam taksidermi, natrium karbonat ditambahkan ke dalam air mendidih akan menghapus daging dari tengkorak atau tulang piala untuk menciptakan "Eropa tengkorak mount" atau untuk tampilan pendidikan dalam studi biologi dan sejarah.
Dalam taksidermi, natrium karbonat ditambahkan ke dalam air mendidih akan menghapus daging dari tengkorak atau tulang piala untuk menciptakan "Eropa tengkorak mount" atau untuk tampilan pendidikan dalam studi biologi dan sejarah.
Dalam kimia,
sering digunakan sebagai elektrolit. Hal ini karena elektrolit biasanya
berbasis garam, natrium karbonat dan bertindak sebagai konduktor yang sangat
baik dalam proses elektrolisis. Selain itu, tidak seperti ion klorida, yang
membentuk gas klor, ion karbonat tidak korosif pada anoda. Hal ini juga
digunakan sebagai standar utama untuk titrasi asam-basa karena padat dan
udara-stabil, sehingga mudah untuk menimbang secara akurat.
Keperluan
rumah tangga. Dalam penggunaan domestik, digunakan sebagai pelunak air
pencucian. Ini bersaing dengan magnesium dan kalsium ion dalam air keras dan
mencegah mereka dari ikatan dengan deterjen yang digunakan. Natrium karbonat
dapat digunakan untuk menghilangkan lemak, minyak dan noda anggur. Itu dijual
sebagai soda cuci, kristal soda, atau soda sal. Natrium karbonat juga digunakan
sebagai agen pembersih kerak di boiler seperti yang ditemukan dalam pot kopi
dan mesin espresso.
Dalam pencelupan dengan pewarna
serat-reaktif, natrium karbonat (sering di bawah nama seperti soda ash fiksatif
atau soda abu aktivator) digunakan untuk memastikan ikatan kimia yang tepat
dari pewarna dengan selulosa (tanaman) serat, biasanya sebelum pencelupan
(untuk pewarna dasi) , dicampur dengan pewarna (untuk lukisan pewarna), atau
setelah pencelupan (dyeing untuk perendaman).
Uji natrium karbonat
Natrium karbonat Uji (tidak harus
bingung dengan natrium karbonat uji ekstrak) digunakan untuk membedakan antara
beberapa ion logam biasa, yang diendapkan sebagai karbonat masing-masing. Tes
ini dapat membedakan antara Cu, Fe dan Ca / Zn / Pb. Larutan natrium karbonat
ditambahkan ke garam logam. Sebuah endapan biru menunjukkan ion Cu2 +. Sebuah
endapan hijau kotor menunjukkan ion Fe2 +. Sebuah endapan kuning-coklat
menunjukkan Fe3 + ion. Sebuah endapan putih menunjukkan Ca2 +, Zn2 + atau Pb2 +
ion. Senyawa-senyawa yang terbentuk adalah, masing-masing, tembaga (II)
karbonat, besi (II) karbonat, besi (III) oksida, kalsium karbonat, seng
karbonat dan timbal (II) karbonat. Tes ini digunakan untuk mengendapkan ion
hadir karena hampir semua karbonat tidak larut. Meskipun tes ini berguna untuk
memberitahu kation ini terpisah, gagal jika ion lain yang hadir, karena
sebagian karbonat logam larut dan akan mengendap. Selain itu, ion kalsium, seng
dan timah putih semua menghasilkan endapan dengan karbonat, sehingga sulit
untuk membedakan antara mereka. Alih-alih natrium karbonat, natrium hidroksida
dapat ditambahkan, ini memberikan hampir warna yang sama, kecuali bahwa timbal
dan seng hidroksida yang larut dalam alkali berlebih, dan karenanya dapat
dibedakan dari kalsium. Untuk urutan lengkap tes yang digunakan untuk analisis
kualitatif kation, lihat analisis kualitatif anorganik.
Aplikasi lain
Natrium karbonat adalah aditif
makanan (E500) digunakan sebagai pengatur keasaman, agen anti-caking,
meningkatkan agen, dan stabilizer. Ini adalah salah satu komponen dari kansui,
larutan garam alkali digunakan untuk memberikan mie ramen rasa khas dan
tekstur. Hal ini juga digunakan dalam produksi snus (tembakau bergaya Swedia)
untuk menstabilkan pH produk akhir. Di Swedia, snus diatur sebagai produk
makanan karena itu dimasukkan ke dalam mulut, membutuhkan pasteurisasi, dan
hanya berisi bahan-bahan yang disetujui sebagai aditif makanan.
Natrium
karbonat juga digunakan dalam produksi bubuk serbat. The pendinginan dan
mendesis hasil sensasi dari reaksi endotermik antara natrium karbonat dan asam
lemah, asam sitrat umum, melepaskan gas karbon dioksida, yang terjadi ketika
serbat yang dibasahi oleh air liur.
Natrium karbonat digunakan oleh industri batu bata sebagai bahan pembasah untuk mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk mengusir tanah liat.
Natrium karbonat digunakan oleh industri batu bata sebagai bahan pembasah untuk mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk mengusir tanah liat.
Dalam casting, ini disebut sebagai "bonding agent" dan digunakan untuk memungkinkan alginat basah untuk mematuhi alginat gel.
Natrium karbonat digunakan dalam pasta gigi, di mana ia bertindak sebagai agen berbusa dan abrasif, dan untuk sementara meningkatkan pH mulut.
Natrium karbonat, dalam larutan dengan garam biasa, dapat digunakan untuk membersihkan perak. Dalam wadah non-reaktif (kaca, plastik atau keramik) aluminium foil dan obyek perak direndam dalam larutan garam panas. Ditinggikan pH melarutkan lapisan aluminium oksida pada foil dan memungkinkan sebuah sel elektrolit yang akan didirikan. Ion hidrogen yang dihasilkan oleh reaksi ini mengurangi ion sulfida pada perak memulihkan logam perak. Sulfida dapat dirilis sebagai sejumlah kecil hidrogen sulfida. Pembilasan dan lembut memoles perak mengembalikan kondisi yang sangat dipoles.
6. Protein
Protein (asal kata protos dari
bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi
semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari
biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang
merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah
satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh
Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis
protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi
menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan
ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun
dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah
protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
7. Sabun
Sabun adalah surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk
padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya.
Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana
publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif
mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara
berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu
mencuci atau membersihkan.
Banyak sabun
merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat
diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti
natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses
yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang
digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari
arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak
zaitun.
BAB
III
HASIL PENGAMATAN
1. Uji Noda Lemak
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1.
|
2 ml alcohol + eter + 10 tetes minyak kelapa
|
Warna alcohol + eter berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
|
Warna alcohol + eter + minyak setelah dihomogenkan
berwarna putih kekuningan. Minyak larut setelah didiamkan cukup lama. Larutan
berwarna kekuningan
|
2.
|
2 ml alcohol + eter + 10 tetes minyak kelapa (kertas
saring dan kertas tulis)
|
Terdapat noda yang terbentuk
|
-
Kertas tulis : masih terdapat noda yang terbentuk karena disebabkan oleh
adanya larutan minyak yang tidak dapat larut dalma air
-
Kertas saring : masih terdapat noda yang terbentuk, tetapi tidak terlalu
terlihat. Noda yang terlihat lebih terang kertas tulis dari pada kertas
saring
|
2. Uji Kelarutan Lemak
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1.
|
1 ml aquades + 5 tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih
bening
|
Warna larutan sesudah dihomogenkan warna larutan
berwarna putih keruh, di atas larutan terdapat gelembung minyak. Karena
minyak tidak dapat menyatu / larut
|
2.
|
1 ml alcohol 96% eter + 5 tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih
bening
|
Warna larutan setelah dihomogenkan berwarna putih
bening, karena miyak dapat larut dalam alcohol
|
3.
|
1 ml kloroform + 5 tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih
bening
|
Warna larutan setelah dihomogenkan berwarna putih bening,
Karena minyak dapat larut dalam larutan kloroform
|
4.
|
1 ml Na2 CO3 + 5 tetes minyak kelapa
|
Warna larutan sebelum dihomogenkan berwarna putih
bening
|
Warna larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih
keruh hampir menuju putih susu di atas larutan terdapat endapan glembung
gelembung minyak yang kecil kecil
|
3.
Uji
Pembentukan Emulsi
No Tabung
|
Larutan
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
1.
|
5 tetes
minyak + 2ml aquades
|
Warna
larutan berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
|
Warna
larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih bening di atas larutan terdapat
endapan minyak
|
2.
|
5 tetes
minyak + 2 ml aquades + 5 tetes Na2Co3
|
Warna
larutan berwarna putih bening sebelum dihomogenkan
|
Warna
larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih agag keruh. Diatas larutan
terdapat larutan minyak
|
3.
|
5 tetes
minyak + 2 ml aquades + 2ml sabun
|
Warna
larutan berwarna putih keruh sebelum dihomogenkan
|
Warna
larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih keruh dan terdapat endapan
|
4.
|
5 tetes
minyak + 2ml protein
|
Warna larutan
berwarna putih keruh sebelum dihomogenkan
|
Warna
larutan sesudah dihomogenkan berwarna putih susu ada endapan
|
5.
|
5 tetes
minyak + 2 ml empedu encer
|
Warna
larutan berwarna hijau bening sebelum dihomogenkan
|
Warna
larutan sesudah dihomogenkan berwarna hijau keruh ada endapan
|
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Uji Noda Lemak
Larutan
2ml alcohol+ eter dan 10 tetes minyak kelapa sebelum dihomogenkan dapat
menyatu. Setelah dihomogenkan dapat menyatu dengan sempurna dengan warna putih
kekuningan.
Setelah larutan diletakkan di atas kertas tulis maupun kertas saring terdapat noda noda. Noda tersebut terbentuk karena adanya minyak yang terkandung dalam larutan.
Setelah kedua kertas di cuci dengan air, noda nyang terdapat pada kertas tidak dapat menghilang karena larutan yang lmengandung minyak tidak dapat larut dalam air yang menyebabkan noda tetap tidak dapat hilang dari kertas tulis maupun kertas saring
Setelah larutan diletakkan di atas kertas tulis maupun kertas saring terdapat noda noda. Noda tersebut terbentuk karena adanya minyak yang terkandung dalam larutan.
Setelah kedua kertas di cuci dengan air, noda nyang terdapat pada kertas tidak dapat menghilang karena larutan yang lmengandung minyak tidak dapat larut dalam air yang menyebabkan noda tetap tidak dapat hilang dari kertas tulis maupun kertas saring
2. Uji Kelarutan Lemak
Pada tabung 1
Larutan minyak dan larutan aquades sebelum
dihomogenkan maupun setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu yaitu larutan
minyak tetap menggumpal diatas air, setelah dihomogenkan larutan minyak berada
di antara larutan air yang berbentuk gelembung secara terpisah. Setelah
didiamkan, minyak menyatu kembali dan terdapat diatas larutan aquades
Pada tabung 2
Pada tabung 2
Larutan alcohol + eter yang di campur dengan minyak
dapat larut sebelum dihomogenkan, setelah dihomogenkan, larutan tersebut
semakin menyatu sempurna. Hal ini disebabkan karena minyak dapat larut dalam
larutan non polar. Larutan non polar yang terkandung adalah larutan eter yang
sebelumnya telah tercampur denagn alcohol
Pada tabung 3
Larutan kloroform yang di campur dengan minyak dapat
larut sebelum dihomogenkan, setelah dihomogenkan, larutan tersebut semakin
menyatu sempurna. Hal ini disebabkan karena klorofotm termasuk larutan non
polar sedangkan larutan minyak dapat larut dalam larutan non polar.
Pada tabung 4
Minyak yang dilarutkan kedalam larutan Na2CO3 tidak
dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non polar, sedangkan minyak hanya
dapat larut dalam larutan non polar. Larutan Na2CO3 juga mengandung garam yang
merupakan dapat larut dalam air,sedangkan minyak tidak dapat larut dalam air.
3. Uji Pembentukan Emulsi
Tabung 1
Larutan minyak dan larutan aquades sebelum dihomogenkan
maupun setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu yaitu larutan minyak tetap
menggumpal diatas air, setelah dihomogenkan larutan minyak berada di antara
larutan air yang berbentuk gelembung secara terpisah. Setelah didiamkan, minyak
menyatu kembali dan terdapat diatas larutan aquades. Hal ini karena tidak ada
penstabilan suatu cairan yang kedua larutan yaitu air dan minyak tidak dapat
saling melarutkan dan tidak ada larutan pengemulsi antara kedua larutan
Tabung 2
Tabung 2
Minyak yang dilarutkan kedalam larutan Na2CO3 tidak
dapat menyatu. Karena Na2CO3 bukan larutan non polar, sedangkan minyak hanya
dapat larut dalam larutan non polar. Larutan Na2CO3 juga mengandung garam yang
merupakan dapat larut dalam air,sedangkan minyak tidak dapat larut dalam air.
Hal ini karena tidak ada penstabilan suatu cairan yang kedua larutan yaitu air,
Na2CO3 dan minyak tidak dapat saling melarutkan dan tidak ada larutan
pengemulsi antara ketiga larutan
Tabung 3
Larutan aquades + sabun menyatu walaupun sebelum
dihomogenkan, sedangkan minyak mengalami perubahan setelah dihomogenkan, yaitu
terjadi gelembung antara larutan aquades. Hal ini karena terdapat larutan sabun
sebagai pengemulsi antara aquades dan minyak. Pengemulsian tersebut karena
menurunnya tegangan permukaan pada larutan minyak
Tabung 4
Tabung 4
Larutan minyak dan protein sebelum dihomogenkan tidak
dapat menyatu, setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu, tetapi protein sedikit
mengikat minyak yang membuat minyak membentuk gelembung yang membuat minyak
terpisah dan menempel pada dinding tabung maupun di antara larutan protein
Tabung 5
Larutan minyak dan empedu encer sebelum dihomogenkan
tidak dapat menyatu, setelah dihomogenkan tidak dapat menyatu, tetapi empedu
encer sedikit mengikat minyak yang membuat minyak membentuk gelembung yang
membuat minyak terpisah dan menempel pada dinding tabung maupun di antara
larutan empedu encer.
BAB V
KESIMPULAN
Uji Noda Lemak
Pada kertas saring maupun kertas tulis tetap terdapat
noda yang menempel walaupin dibilas dengan air, karena sifat air yang tidak
dapat menyatu terhadap minyak. Pada kertas tulis memiliki noda yang lebih
terang dari pada kertas saring karena untuk memisahkan zat padat terlarut dan
zat padat tersuspensi.
Uji
Kelarutan Lemak
Minyak dapat larut dalam larutan non polar seperti
eter, kloroform, aseton, benzene dan larutan non polar lainnya. Pada tabung ke
1 dan ke 4 minyak tidak dapat larut karena bukan aquades dan larutan Na2Co3
bukan larutan non polar, sedangkan pada tabung 2 dan 3 merupakan larutan non
polar.
Uji Pembentukan Emulsi
Uji Pembentukan Emulsi
Pembentukan emulsi yang terjadi adlah pada tabung
3,4,dan 5 karena terdapat larutan pengemulsi, sedangkan pada tabung 1 dan 2
tidak terdapat larutan pengemulsi sehingga tidak terjadi pengemulsian.
No comments:
Post a Comment